Rabu, 24 Februari 2021

PERINGATI HARLAH IPNU 67 IPPNU 66, PR IPNU-IPPNU BANYUURIP ADAKAN ACARA "POTONG TUMPENG"

Sumber Gambar : Dok.Pribadi Panitia


Banyuurip, 24 Februari 2021 - Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) IPNU 67 & IPPNU 66, PR IPNU-IPPNU Banyuurip gelar acara potong tumpeng di yayasan pondok pesantren mamba'ul ihsan. Hal ini dilaksanakan dengan harapan agar kedepan IPNU-IPPNU semakin kuat dan juga bisa menarik minat kader muda NU untuk bisa gabung ke IPNU-IPPNU. Satu sisi hal ini juga dilaksanakan guna mendoakan para mu'assis yang telah berjasa terhadap berdirinya NU, terlebih lagi terhadap berdirinya wadah untuk mempersatukan pelajar NU. "Acara ini ayo kita dikhususkan kepada seluruh mu'assis, pendiri NU, pendiri IPNU-IPPNU , mbah hasyim dan tokoh-tokoh NU lainya, tak terkecuali yai Mahsun Masyhudi yang sangat berjasa pada NU didesa kita", Ungkap Gus Athok dalam sambutannya.
          Disisi lain gus athok juga menekankan agar kader muda NU melaui wadah IPNU-IPPNU ini bisa menjadikan Banyuurip sebagai sentral NU di Ujungpangkah. "Saya sangat bangga dengan kalian karena terlihat sangat kompak, Semoga dengan kekompakan ini kita bisa membawa Banyuurip sebagai salah satu sentral NU di Kecamatan Ujungpangkah". Ujar beliau. Hal demikian juga diungkapkan oleh Ketua PAC IPPNU Ujungpandang, Rekanita Aisyah, "Saya sangat bangga dan gak nyangka karena kalian yang baru saja dibentuk dan belum genap seminggu sudah bisa mengadakan acara seperti ini, luar biasa, salam belajar berjuang bertakwa".
          Sementara itu, ketua IPNU Banyuurip Rekan Nurus tidak menyangka kalau acara bisa sebesar ini. "Saya sangat berterimakasih kepada Gus Nafishul Athok yang sudah memfasilitasi kami, saya pribadi tidak menyangka acara ini bisa sebesar dan semewah ini, terimakasih rekan-rekanita semua atas kerjasamanya, Semoga berkah", ujar Nurus
          Acara yang berlangsung mulai pukul 16.30 hingga usai maghrib ini terbilang cukup mewah karena banyak anggota yang langsung bergabung untuk menyukseskan acara termasuk dari beberapa komisariat di Banyuurip, para tamu undangan pun datang dan ikut mensukseskan acara ini. Ada perwakilan dari PR GP Anshor Banyuurip, dari PAC IPNU-IPPNU Ujungpangkah, dan juga pembina IPNU-IPPNU Banyuurip. Sebelum acara potong tumpeng dilaksankan, acara ini terlebih dahulu diawali dengan pelafalan Lagu Kebangsaan dan beberapa MARS terkait lalu dilanjut Istighosah dan Tahlil yang langsung dipimpin oleh Gus Athok (sapaan akrab Gus Athok). Salam #B3 Belajar, Berjuang, Bertakwa. (MAM/24/02/2021)

Minggu, 21 Februari 2021

REFLEKSIKAN HARLAH IPNU 67 IPPNU 66, KORCAM UTARA IPNU IPPNU GRESIK ADAKAN KONSER AMAL BINTANG PELAJAR PANTURA

 

Sumber Gambar : Dok.Pribadi

    Gresik, 21 Februari 2021 - Dalam rangka menyambut hari lahir Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) ke-67 dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU) ke-66, Kordinator Kecamatan IPNU-IPPNU se-Gresik Utara adakan acara amal bertajuk “REFLEKSI HARLAH IPNU 67 IPPNU 66, KONSER AMAL BINTANG PELAJAR PANTURA”. Acara tersebut dilaksanakan secara online via zoom meeting yang dibuka untuk umum khususnya oleh PAC dan anggota di seluruh penjuru Kabupaten Gresik bagian utara. Dan juga secara langsung live streaming di chanel Youtube NUGRES. Dalam acara tersebut ketua PC IPNU GRESIK , Rekan Dwi Wahyu Hermawanto, Ketua PC IPPNU Gresik, Ketua PW IPNU Jawa Timur, Rekan Khoirul Mubtadi’in, Rekanita Puput Kurnia Wati, Ketua PW IPPNU Jawa Timur turut hadir. Dan tak lupa turut hadir pula beberapa ketua PAC IPNU IPPNU dari Gresik Utara, misal dari PAC Sidayu, Panceng, Dukun, dan Ujungpangkah.

    Beberapa bintang pelajar pantura yang mengisi acara tersebut juga terbilang sangat keren sekali, sebut saja Riyadhus Sholihin, Alaika Mansyaul Hikam, Nur Avni Ayunda, Rifda Sholihah, Danis Danial, dan Nazich Zain. Keseluruhan bintang tersebut menampilkan suara yang begitu sangat merdu hingga bisa menggetarkan hati para peserta yang tergabung. “Terimakasih Rekan Zain atas suara merdunya”, ungkap Moderator terkait beberapa lagu lantunan music sholawat yang dibawakan oleh rekan Nazich Zain.

    “Alhamdulillah sampai saat ini uang yang sudah terkumpul sudah hampir 750 ribu, terimakasih atas semuanya yang telah berkenan menyisihkan rezekinya, makasih rizkinya semoga berkah” ungkap Moderator acara. Acara tersebut berjalan kurang lebih hampir 2 jam setengah, dimana kira-kira dimulai pukul 20.00 WIB – 22.30 WIB. Diakhir acara Rekan Alaika Mansyaul Hikam dan Rekan Nazich Zain juga berkesmpatan untuk memberikan satu lagu yang cukup menentramkan. Rekan Zain misalnya, dia menutup acara ini dengan lantunan sholawat Nahdliyah. Dana yang terkumpul dari acara ini nantinya akan dibuat untuk beberapa agenda kedepan yang telah ditentukan oleh korcam Gresik Utara. Salam BERJUTA, BElajar, beRjuang, berTAqwa !. (MAM/21/2/2021)

Sabtu, 20 Februari 2021

VISI & MISI PR. IPNU-IPPNU BANYUURIP


        A. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)

A.       VISI IPNU
    Terwujudnya IPNU yang Unggul dan Kolaboratif dalam Skala Nasional Dan Internasional berlandaskan Nilai Religius Nasionalis.
B        MISI IPNU
1. Menjadikan IPNU sebagai organisasi pelajar yang sistematis dalam kaderisasi, dan terstruktur dalam tata kelola organisasi.
2. Membentuk kader IPNU sebagai insan terpelajar, berwawasan global, bertindak profesional, dan produktif dalam berkarya.
3. Melakukan Internalisasi, Aktualisasi dan Desiminasi nilai-nilai Ahlu Sunnah wal-Jamaah An-Nahdliyyah.

  B. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)

       VISI IPPNU
    Terbentuknya kesempurnaan Pelajar Putri Indonesia yang bertakwa, berakhlaqul karimah, berilmu, dan berwawasan kebangsaan.
        VISI IPPNU
1. Membangun kader NU yang berkualitas, berakhlaqul karimah, bersikap demokratis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Mengembangkan wacana dan kualitas sumber dya kader menuju terciptanya kesetaraan gender.
3. Membentuk kader yang dinamis, kreatif, dan inovatif.

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA IPNU-IPPNU

 

Sumber Gambar : https://www.ipnu.or.id/sejarah-ipnu/

A. SEJARAH IPNU-IPPNU
1.    Periode Perintis
            Munculnya organisasi IPNU-IPPNU bermula dari adanya jam‘iyah yang bersifat lokal atau kedaerahan. Wadah tersebut berupa kumpulan pelajar dan pesantren yang dikelola dan diasuh para ulama. Jamiyah atau perkumpulan tersebut tumbuh di berbagai daerah hampir di seluruh Wilayah Indonesia, misalnya jam‘iyah Diba‘iyah. Jam‘iyah tersebut tumbuh dan berkembang banyak dan tidak memiliki jalur tertentu untuk saling berhubungan. Hal ini disebabkan karena perbedaan nama yang terjadi di daerah masing-masing, mengingat lahir dan adanya-pun atas inisiatif atau gagasan sendiri-sendiri antar para pendiri.
        Tepatnya di Surabaya, putra dan putri NU mendirikan perkumpulan yang diberi nama TSAMROTUL MUSTAFIDIN pada tahun 1936. Tiga tahun kemudian yaitu tahun 1939 lahir persatuan santri Nahdlotul Ulama atau PERSANU. Di Malang pada tahun 1941 lahir persatuan Murid NU. Pada saat itu bangsa Indonesia sedang mengalami pergolakan melawan penjajah Jepang. Putra dan putri NU tidak ketinggalan ikut berjuang mengusir penjajah. Sehingga terbentuklah IMNU atau Ikatan Murid Nahdlotul Ulama di Kota Malang pada tahun 1945.
Di Madura berdiri perkumpulan dari remaja NU yang bernama IJMAUTTOLABIAH pada tahun 1945. Meskipun masih bersifat pelajar, keenam jam‘iyyah atau perkumpulan tersebut tidak berdiam diri. Mereka ikut berjuang dan berperang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Hal ini merupakan aset dan andil yang tidak ternilai harganya dalam upaya merebut kemerdekaan.
Tahun 1950 di semarang berdiri Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama dengan aggota yang masih remaja. Pada tahun 1953 di Kediri berdiri persatuan Pelajar NU (perpanu). Pada tahun yang sama di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPENU) dan pada tahun 1954 di Medan berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, dan masih bangayk lagi yang belum tercantum dalam naskah ini.
Seperti tersebut di atas masing-masing organisasi masih bersifat kedaerahan, dan tidak mengenal satu sama yang lain. Meskipun perbedaan nama, tetapi aktifitas dan haluannya sama yaitu melaksanakanb faham atau ajaran Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Titik awal inilah yang merupakan sumber inspirasi dari para perintis pendiri IPNU-IPPNU untuk menyatukan langkah dala membentuk sebuah perkumpulan.

2.Periode Kelahiran
              Aspek-sapek yang melatarbelakangi IPNU-IPPNU berdiri antara lain:
2.1 Aspek Idiologis.
        Indonesia mayoritas penduduknya adalah beragama Islam dan berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jamaah sehingga untuk melesrtarikan faham tersebut diperlukan kader-kader penerus yang nantinya mampu mengkoordinir , mengamalkan dan mempertahankan faham tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta beragama.
2.2. Aspek Paedagogis / Pendidikan
            Adanya keinginan untuk menjembatani kesenjangan antara pelajar dan mahasiswa di lembaga pendidikan umum dan pelajar di pondik pesantren.
2.3. Aspek Sosiologi
            Adanya persaman tujuan, kesadaran dan keihlasan akasn pentingnya suatu wadah pembinaan bagi generassi penerus para Ulama dan penerus perjuangan bangsa.
Gagasan untuk menyatukan langkah dan nama perkumpulan / organisasi tersebut diusulkan dalam muktamar Ma‘arif pada tanggal 24 Februari 1954 M di Semarang. Usulan iniu dipelopori oleh pelajar-pelajar dari Yogyakarta, solo dan semarang yang diwakili oleh Sofwan Cholil Mustahal, Abdul Ghoni, Farida Ahmad, Maskup dan M. Tolchah Mansyur. Muktamar tidak menolak atas inisiatif serta usulan tersebut .Dengan suara bulat dan mufakat dilahirkan suatu organisasi yang bernama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dengan ketua pertama M Tolchah Mansur, serta pada tanggal itulah ditetapkan sebagai hari lahir IPNU.
                Lahirnya IPNU merupakan organisasi termuda dilingkungan NU sebagai langkah awal untuk memasyarakatkan IPNU, maka pada tanggal 29 April –1 Mei 1954 diadakan pertemuan di Surakarta yang dikenal dengan KOLIDA atau Konfrensi Lima Daerah, yang meliputi Yogyakarta, semarang, Kediri, Surakarta dan Jombang dan menetapkan M. Tolchah Mansur sebagai Pucuk Pimpinan (Sekarang Pimpinan Pusat). Selang satu tahun, tapatnya diarena konggres pertama IPNU didirikan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri NU) 3 Maret 1955.

B. Perkembangan IPNU-IPPNU dari Kongres Ke Kongres
          Perjalanan IPNU-IPPNU pendeklarasiannya mengalami kemajuan dan perkembangan mengiringi dinamika masyarakat indonesia. Aapun untuk mengkajinya dapat kita buka artefak sejarah IPNU-IPPNU yang dihasilkan dari beberpa konggres.
Konggres I IPNU
    Dilaksanakan pada tgl. 24 Pebruari-3 Maret 1955, terpilih sebagai Ketua Umum; M. Tholchah Mansyur, dan pada kesempatan itu juga di deklarasikan IPPNU sebagai patner dalam mengkader generasi NU terutama putri-putrinya. Adapun keputusan penting yang dihasilkannya:
a. Berpartisipasi aktif dalam penataan generasi muda (pelajar) sesuai dengan situasi politik negara.
b. Bersama dengan LP Ma’arif bergerak membina sekolah
c. Mempersiapkan pembentukan wilayah.
Konggres I IPPNU
    Dilaksanakan pada tgl. 16-19 Januari 1956, terpilih sebagai Ketua Umum; Ny. Umroh Mansyur, bertempat di Solo. Adapun keputusan penting yang dihasilkannya:
a. Berpartisipasi aktif dalam penataan generasi muda (pelajar) sesuai dengan situasi politik negara.
b. Bersama dengan LP Ma’arif bergerak membina sekolah
c. Mempersiapkan pembentukan wilayah.
Konggres II IPNU
    Dilaksanakan pada tgl. 1-4 Januari 1957 di Pekalongan, terpilih sebagai ketua Umum M. Tolchah Mansyur, dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Pembentukan wilayah-wilayah
b. Mengkaji keterkaitan dengan lembaga Pendidikan Ma’arif
c. Berpartisipasi dalam pembelaan negara
d. Mempersiapkan berdirinya departemen kemahasiswaan.
Konggres III IPNU
    Dilaksanakan pada tgl. 27-31 Desember 1958, terpilih sebagai ketua Umum M. Tolchah Mansyur, dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mendirikan Departemen Perguruan Tinggi
b. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
c. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
d. Mempersiapkan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konggres II IPPNU
    Dilaksanakan pada tgl. 27-31 Desember 1958, terpilih sebagai ketua Umum Ny. Umroh Mansyur, dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Pembentukan wilayah-wilayah
b. Mengkaji keterkaitan dengan lembaga Pendidikan Ma’arif
c. Berpartisipasi dalam pembelaan negara
d. Mempersiapkan berdirinya departemen kemahasiswaan.
Konpernsi Besar I
    Dilaksanakan pada tgl. 17 April 1960, di Surabaya yang akhirnya mendeklarasikan berdirinya PMII yang awalnya merupakan departemen kemahasiswaan IPNU-IPPNU, juga merumuskan tentang kondisi negara sebagai rasa sikap tanggungjawab IPNU-IPPNU sebagai generasi penerus.
Konggres IV IPNU
    Dilaksanakan pada tgl. 11-14 Pebruari 1961 di Surabaya, terpilih sebagai Ketua Umum M. Tolchah Mansyur, akan tetapi mengundurkan diri akhirnya digantikan Ismail Makky dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
b. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
c. Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konggres III IPPNU
    Dilaksanakan pada tgl. 11-14 Pebruari 1961 di Surabaya, terpilih sebagai Ketua Umum Ny. Umroh Mansyur dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
b. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
c. Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konggres V IPNU
    Dilaksanakan pada bulan Juli 1963 di Purwokerto, terpilih sebagai Ketua Umum Ismail Makky dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Merekomendasikan KH. Hasyim As’ari untuk diangkat sebagai pahlawan Nasional
b. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
c. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
d. Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konggres IV IPPNU
    Dilaksanakan pada bulan Juli 1963 di Purwokerto, terpilih sebagai Ketua Umum Mahmudah Nahrowi dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
e. Merekomendasikan KH. Hasyim As’ari untuk diangkat sebagai pahlawan Nasional
f. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
g. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
h. Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konggres VI IPNU
    Dilaksanakan pada tgl.20-24 Agustus 1966 di Surabaya bersaman dengan PORSENI Nasional, terpilih sebagai ketua Umum Asnawi Latif dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Lahirnya IPNU sebagai Badan Otonom NU
b. Memindahkan sekretariat Pusat dari Yogyakarta ke Jakarta.
c. Ikut langsung dalam pembersihan G30S/PKI di daerah-daerah
d. Perkembangan politik praktis memaksa NU dan banomnya terseret untuk berkiprah
e. Perkembangan pesat pada olah raga dan seni
Konggres V IPPNU
    Dilaksanakan pada tgl.20-24 Agustus 1966 di Surabaya bersaman dengan PORSENI Nasional, terpilih sebagai ketua Umum Faridah Mawardi dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Lahirnya IPPNU sebagai Badan Otonom NU
d. Memindahkan sekretariat Pusat dari Yogyakarta ke Jakarta.
e. Ikut langsung dalam pembersihan G30S/PKI di daerah-daerah
b. Perkembangan politik praktis memaksa NU dan banomnya terseret untuk berkiprah
c. Perkembangan pesat pada olah raga dan seni
Konggres VII IPNU
    Dilaksanakan pada tahun 1970 di Semarang, terpilih sebagai ketua Umum Asnawi Latif dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Perkembangan politik praktis memaksa NU dan banomnya terseret untuk berkiprah
b. Perkembangan pesat pada olah raga dan seni
Konggres VI IPPNU
    Dilaksanakan pada tahun 1970 di Semarang, terpilih sebagai ketua Umum Ny. Mahsanah Asnawi Latif dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
c. Perkembangan politik praktis memaksa NU dan banomnya terseret untuk berkiprah
d. Perkembangan pesat pada olah raga dan seni
Konggres VIII IPNU
    Dilaksanakan pada tgl.20-24 Agustus 1976 di Jakarta, terpilih sebagai Ketua Umum Tosari Wijaya dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mengamanatkan pendirian departemen kemahasiswaan
b. Kiprah IPNU didunia politik mempunyai dampak negatif dan menghambat program pembinaan khususnya dilingkungan sekolah dan kampus serta masyarakat bawah. Meskipun disisi lain memperoleh keuntungan.
Konggres VII IPPNU
    Dilaksanakan pada tgl.20-24 Agustus 1976 di Jakarta, terpilih sebagai Ketua Umum Ida Mawaddah dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mengamantkan pendirian departemen kemahasiswaan
b. Kiprah IPNU didunia politik mempunyai dampak negatif dan menghambat program pembinaan khususnya dilingkunga sekolah dan kampus serta masyarakat bawah. Meskipun disisi lain memperoleh keuntungan.
Konggres IX IPNU
    Dilaksanakan pada tahun 1981 di Cirebon, terpilih sebagai Ketua Umum Ahsin Zaidi dan Sekjen S. Abdurrahman sedang kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Perkembangan IPNU nampak menurun sebagaimana perkembangan politik negara, dan NU sebagai partai politik (PPP) berimbas pada IPNU, setelah itu UU no. 3 tahu 1985 tentang UU ORSOSPOL dan UU. 8 tahun 1985 tentang Keormasan yang mengharuskan IPNU hengkang dari Sekolahan/
Konggres VIII IPPNU
    Dilaksanakan pada tahun 1981 di Cirebon, terpilih sebagai Ketua Umum Titin Asiyah dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Perkembangan IPNU nampak menurun sebagaimana perkembangan politik negara, dan NU sebagai partai politik (PPP) berimbas pada IPNU, setelah itu UU no. 3 tahu 1985 tentang UU ORSOSPOL dan UU. 8 tahun 1985 tentang Keormasan yang mengharuskan IPNU hengkang dari Sekolahan/
Konggres X IPNU
    Dilaksanakan pada tgl.29-30 Januari 1988 di Jombang, terpilih sebagai Ketua Umum Zainut Tauhid Sa’ady dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Penerimaan Pancasila sebagai asas IPNU
b. Lahirnya deklarasi perubahan nama dari Pelajar menjadi Putra NU.
Konggres IX IPPNU
    Dilaksanakan pada tgl.29-30 Januari 1988 di Jombang, terpilih sebagai Ketua Umum Ulfah Masfufah dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Penerimaan Pancasila sebagai asas IPPNU
b. Lahirnya deklarasi perubahan nama dari Pelajar Putri NU menjadi Putri-Putri NU.
Konggres XI IPNU
    Dilaksanakan pada tgl.23-27 Desember 1991di Lasem Rembang, terpilih sebagai Ketua Umum Zainut Tauhid Sa’ady dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Rekomendasi pada pemerintah untuk pembubaran SDSB
b. Pelaksaan kegiatan IPNU tanpa keterikatan dengan IPPNU
c. Pelaksanaan kegiatan harus diteruskan pada struktur hingga kebawah
Konggres X IPPNU
    Dilaksanakan pada tgl.23-27 Desember 1991di Lasem Rembang, terpilih sebagai Ketua Umum Ufah Masfufah dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Rekomendasi pada pemerintah untuk pembubaran SDSB
b. Pelaksaan kegiatan IPPNU tanpa keterikatan dengan IPNU
c. Pelaksanaan kegiatan harus diteruskan pada struktur hingga kebawah
Konggres XII IPNU
    Dilaksanakan pada tgl.25-30 Januari 1995 di Garut, Jawa Barat dan terpilih sebagai Ketua Umum Hilmy Muhammadiyah, kebijakan yang dihasilkan a.l.: bahwa IPPNU sebagai organisasi kader bertekad mendukung kebijakan NU sebagai organisasi Induk dalam upaya pengembangan organisasi kedepan.
Konggres XI IPPNU
    Dilaksanakan pada tgl.25-30 Januari 1995 di Garut, Jawa Barat dan terpilih sebagai Ketua Umum Rosa Makhrusoh, kebijakan yang dihasilkan a.l.: bahwa IPPNU sebagai organisasi kader bertekad mendukung kebijakan NU sebagai organisasi Induk dalam upaya pengembangan organisasi kedepan.
Konggres XIII IPNU
    Dilaksanakan pada tgl.23-26 Maret 2000 di Maros Makassar, Sulawesi Selatan, terpilih sebagai Ketua Umum Abdullah Azwar Anas dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mengembalikan IPNU pada visi kepelajaran, sebagaimana tujuan awal pendiriannya.
b. Menumbuh kembangkan IPNU pada basis perjuangan, yaitu sekolah dan pondok pesantren
c. Mengembalikan CBP sebagai kelompok kedisplinan, kepanduan serta kepencinta-alaman.
Konggres XII IPPNU
    Dilaksanakan pada tgl.23-26 Maret 2000 di Maros Makassar, Sulawesi Selatan, terpilih sebagai Ketua Umum Ratu Dian dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mengembalikan IPPNU pada visi kepelajaran, sebagaimana tujuan awal pendiriannya.
b. Menumbuh kembangkan IPPNU pada basis perjuangan, yaitu sekolah dan pondok pesantren
C. Strategi Pengembangan IPNU-IPPNU
Dengan memahami dimensi kesejarahan dan meletakkan sebagai landasan kepentingan organisasi maka sikap komitmen terhadap cita-cita dapat tetap tertanamkan nilai-nilai pengabdian, loyalitas, dedikasi untuk berbakti pada organisasi demi terwujudnya cita-cita para ulama serta kejayaan NU serta bangsa sehingga tercipta baldatun thoyibatun warobbun ghofur
Disamping dimensi kesejarahan sebagai landasan untuk merefleksi kepentingan. Maka IPNU-IPPNU harus mampu mengantisipasi masalah-masalah perubahan situasi dan kondisi serta mampu menatap perkembangan ilmu pengetahua dan teknologi, sehingga dapat menyuguhkan dan menawarkan program-program yang menyentuh kebutuhan masyarakat, sebagaimana hasil Konggres Jombang dengan berbagai macam perubahan. Hal ini dimaksudkan untk mengembalikan citra IPNU-IPPNU sebagai organisasi (ekstra pelajar dan badan otonomi NU yang sekaligus mempertahankan eksistensinya. Adapun untuk menunjukkan eksistensinya sebagai banom NU serta OKP hendaknya memperhatikan sebagai berikut:
1. Rekrutmen Kader
Penerimaan anggota IPNU-IPPNU dapat ditempuh melalui peristiwa yang dinamakan MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) yang merupakan sarana untuk menghantarkan calon kader/anggota dari kehidupan secara individualis menuju pada kehidupan kelompok masyarakat atau berorganisasi. Disamping itu jenjang pengkaderan harus ditingkatkan pada level yang lebih tinggi di organisasi IPNU-IPPNU dengan memprhatikan faktor usia.
Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menggembleng dan mengkristalkan pada diri anggota pada tingkat wawasan dan aktifitas berorganisasi dimasa mendatang.
2. Mekanisme dan Sistem Kadernisasi
Sebagai konsekwensi dari keinginan untuk melahirkan kader-kader yang berkualitas dan punya komitmen yang tinggi, maka terhadap kader perlu diimbangi dengan bentuk pengkaderan yang tersistematis, terencana dan matang.
Adapun hakekat dari sebuah pengkaderan adalah suatu sistem saling terkait satu dengan lainnya. Sebagaimana asas program terpadu yaitu; manfaat, kebersamaan, kesinambungan dan keterpeloporan.
3. Program Organisasi
Disamping itu karena kader merupakan hal yang sangat urgen dalam menenutkan kelangsungan organisasi maka dalam memobilisir dan memberikan motivasi kepada anggota diperlukan kemampuan untuk mengantisipasi perubahan sosial serta dinamika kehidupan bermasyarakat.
Hal tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan Garis-garis Besar Program Kerja Nasional (GBPKN) yang meliputi;
a. bidang organisasi
b. bidang kadernissi
c. bidang partisipasi

C. PR. IPNU-IPPNU Banyuurip Ujungpangkah Gresik
    Perlu diketahui bahwa kepengurusan IPNU-IPPNU di Ranting Banyuurip ini senantiasa mengalami pasang surut terhitung sejak Muktamar NU ke 27 di Situbondo. Dimana sebelum Muktamar ke 27 di banyuurip tak pernah ada yang namanya kepengurusan Ranting dikarenakan saat itu NU masih berbentuk Partai Politik. Barulah stelah pada Muktamar ke 27 dimana setelah NU menyatakan kembali ke Khittah Nadliyah tahun 1926 yang salah satu poinnya adalah NU tak lagi menjadi parpol dan resmi kembali menjadi Ormas Keagamaan. Sejak saat itu pula kepengurusan Badan Otonom NU mulai kembali tertata. Hingga di Banyuurip terbentuklah IPNU-IPPNU ditingkat ranting. Namun hal itu tak bertahan lama. Dimana organisasi otonom NU ini hanya bertahan 5-6 tahun karena matinya kaderisasi. Setelah menunggu hampir 20 tahun lebih akhirnya organisasi ini kembali lagi bangkit dan terbentuk di tahun 2018 dan hingga kini telah mencapai Konferensi ke III pada Kamis, 18 Februari 2021 lalu.

Jumat, 19 Februari 2021

SUKSESKAN RAPTA III, PAC IPNU-IPPNU UJUNGPANGKAH RESMI TETAPKAN REKAN NURUS DAN REKANITA NUFUS SEBAGAI KETUA IPNU-IPPNU RANTING BANYUURIP PERIODE 2021-2023

Sumber Gambar : Dok. Panitia RAPTA III 2021 PR.IPNU-IPPNU Banyuurip

    Banyuurip, 18 Februari 2021 - Pengurus Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama (IPPNU) Banyuurip resmi mengadakan agenda rapat tahunan untuk ketiga kalinya terhitung sejak mulai bangkit lagi ditahun 2018. Pada pembukaan acara 2 tahunan ini turut dihadiri juga oleh ketua Ranting NU Banyuurip Ustadz Khoirul Anam. dalam sambutanya beliau sangat menkankan pada seluruh kader IPNU-IPPNU bahwa memang memperjuangkan NU adalah cita-cita dan semangat yang harus diperjuangkan oleh anak-anak muda NU. "Kita sebagai generasi penerus bangsa, khususnya anak-anak muda memang diberi mandat oleh para tokoh-tokoh pendahulu kita yang dulu memperjuangkan NU untuk terus berjuang, dan memang dari dulu mbah hasyim menyuruh kita kader NU untuk benar-benar memperjuangkan ideologi ke-NU-an yang berlandaskan ahlussunnah wal jama'ah", ungkap beliau dalam sabutan pembukaan.
    Tak cuma ketua ranting yang hadir memenuhi undangan, dalam rapat anggota ketigaa ini PR IPNU-IPPNU Banyuurip juga mengundang seluruh elemen badan otonom NU yang ada di Banyuurip mulai dari perwakilan Fatayat NU, Musimat NU, Anshor dan juga perwakilan dari pengurus komisariat. tak lupa juga turut mengundang Ketua PAC IPNU-IPPNU Ujungpangkah yang juga sekaligus menjadi pemimpin jalanya sidang tartib untuk demisioner pimpinan dan pemilihan ketua untuk 3 periode yang akan datang. Dalam satu kesempatan saat sebelum sidang tartib dimulai Rekan Khalil yang merupakan perwakilan dari PAC yang sekaligus menjabat sebagai ketua IPNU PAC Ujungpangkah mengungkapkan "Tetap tegakkan ideologi aswaja, jangan sampai patah semangat, khusunya untuk para rekan-rekanita yang saat ini masih belum Makesta. Jangan kemudian menganggap bahwa makesta ini hanyalah formalitas, karena makesta adalah dasar bagaimana kita digembleng tentang kemantapan nilai-nilah ideologi aswaja, tetap semangat dan salam belajar, berjuang dan bertaqwa", ungkapnya.
    Setelah hampir 9 jam menjalani rentetan sidang dengan penuh khidmat dan tenang, tibalah akhirnya pada acara ini yakni pemilihan ketua PR IPNU-IPPNU untuk periode 2021-2023. Rekan IPNU yang akan melakukan pemilihan lebih awal secara keseluruhan di hadiri oleh 14 anggota penuh. dimana dalam proses pencalonan muncul 3 nama teratas yakni Rekan Nurus, Rekan Angga, dan Rekan Idris. yang masing-masing memperoleh 11 Suara (Nurus), 2 Suara (Angga), 1 Suara (Idris). dalam aturan tata tertib sidang, calon yang berhak maju adalah calon yang memiliki minimal 6 suara dukungan, sehingga sudah dipastikan Rekan Nurus menang mutlak tanpa harus melaju ke putaran babak pemilihan. sementara disisi lain kondisi berbeda dialami oleh rekanita IPPNU, dalam pemilihanya sangat sengit sekali hingga muncul 3 kandidat dalam proses pencalonan dan masing-masing tersisa 2 calon yang memenuhi suara minimal 6. Tepatnya Rekanita Betty dan Rekanita Nufus. ada sesi yang begitu menarik ketika dalam penyampaian visi misi rekanita Betty mengungkapkan ketidaksiapanya menjadi ketua, "Jujur saja, saya sama sekali tak ada kesiapan, visi-misipun saya tak punya, namun nantinya jikalau saya kemudian terpilih saya butuh dukungan rekan-rekanita sekalian untuk berjuang bareng tanpa memandang kedudukan", ungkapnya. meskipun begitu namun pada akhirnya yang terpilih adalah rekanita Nufus yang bisa dikatakan umurnya lebih senior dari rekanita Betty. Meski demikian Rekan dan reakanita yang terpilih menjadi nahkoda baru itu tetap merendah dan tetap menjunjung tinggi ikrar untuk masih dalam proses belajar bersama. "Kiranya saya masih kurang siap untuk menerima ini, tapi terimakasih untuk reka-rekan atas kepercayaannya tapi ini adalah awal dari segalanya, awal dari perjuangan kita untuk semakin meningkatkan kualitas organisasi kita dengan harapan agar kedepan jauh lebih baik dari yang sebelum-sebelumnya", ungkap nurus dalam sambutan pertamanya. Hal senada juga diungkapkan oleh Rekan Ihya', mantan ketua IPNU periode 2019-2021 ini juga mengatakan demikian dalam sambutan demisionernya, "Terimakasih atas rekan-rekanita yang selama ini telah ikut berjuang bareng dari 0 sampai saat ini, semoga kepemimpinan kedepan juga jauh lebih baik dari periode saya".
    Setelah prosesi pemilihan, penetapan dan pelimpahan kepemimpinan selesai oleh pengurus PAC, acara pun ditutup langsung oleh wakil dari PAC IPNU Ujungpangkah dan dilanjutkan juga do'a yang dipimpin oleh rekan Fahmul Hikam yang diakhiri juga dengan sholawat burdah sebelum diakhiri dengan sesi foto bersama. SALAM 3B, BERJUTA, BElajar, beRjuang, berTAqwa !. (MAM/20/2/2021)